Kita sempat bersama
Dalam ruangan penuh kata
Membisu tanpa suara
Dalam gedung barisan keluarga
Berdiam diri tak menyapa
Diam,
Tetap diam
Walau hati meronta-ronta,
Ingin bersua tapi tak nyata
Masih teringat kata yang lalu
Walau singkat namun menyentuh
Walau minim namun sedikit intim
Tiga puluh menit berlalu
Suara masih berada di dalam kalbu
Kau tinggal pergi ruangan itu
Menjauh pergi ke ujung gardu
Melepaskan semua angan
Meninggalkan seluruh kenangan
Terlihat senyum di balik pintu itu
Senyum menawan memanjakan hati
Memanjakan hati kian menenangkan pikiran
Sejenak membuat hati dan pikiran menjadi tenang
Senyum nan indah terbalut kain merah
Menutupi kepala dan sedikit matanya
Lesung yang kecil kian menemani senyumnya
Ah.. indahnya hari demi hari
Jika selalu melihat ia tersenyum tanpa henti
Masihkah esok aku bertemu?
Bertemu dengan pemilik senyum indah nan menawan itu?
Ah.. biarlah..
Biarlah ku nikmati hari ini
Sampai senja datang menghampiri
Dan ia tak lagi di sini...
Sampai kapan kita harus berjalan?
Berjalan seirama dan senada
Tanpa arah dan tujuan
Ditemani setitik cahaya di dalam diri
Yang menerangi jiwa dan hati
Dan terkunci di dalam hati
Tidak ada yang terucap
Bahkan satu kata pun tidak terdengar
Tetap membisu di setiap langkah
Hanya senyuman kecil yang terlihat
Terlihat di antara kita
Senyuman yang meyakinkan hati
Bahwa engkau adalah orang nya
Tetapi...
Apakah sebenarnya yang kita cari?
Apakah sebenarnya yang kita tuju?
Apakah sebenarnya arti dari setiap langkah yang kita ciptakan bersama?
Tidaklah aku mengerti dari semua langkah ini
Ku hanya mengerti semua dari senyummu
Jawaban dari semua langkah ini
Tetapi..
Satu jawaban yang pasti,
Sesungguhnya hanya ada di hatimu
Hatimu yang terlihat samar
Tetapi..
Satu hal yang pasti,
Aku akan selalu melangkah bersama senyum kecil mu
Menemani walau hati mu,
Tak sejalan dengan seyum mu
